Punya Aset Wisata Kelas Dunia, Mabar Belum Miliki RS

Written By bopuluh on Minggu, 03 Maret 2013 | 03.14

Punya Aset Wisata Kelas Dunia, Mabar Belum Miliki RS

Penulis : Imanuel More | Minggu, 3 Maret 2013 | 17:51 WIB

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Suasana pagi hari di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Selasa (25/9). Labuan Bajo merupakan pintu gerbang bagi wisatawan yang hendak berkunjung melihat binatang purba komodo di Pulau Komodo. Pemerintah daerah menargetkan hingga akhir tahun ini akan ada sekitar 50.000 wisatawan singgah ke Labuan Bajo sebelum melihat komodo.

JAKARTA, KOMPAS.com - Himpunan Pemuda dan Mahasiswa Manggarai Barat (HIPMMABAR) di Jakarta memprotes belum tersedianya rumah sakit di kabupaten yang terletak di Flores, Nusa Tenggara Timur itu. Padahal, kabupaten tersebut memiliki Pulau Komodo, aset wisata kelas dunia yang bisa mendatangkan banyak devisa.

"Sudah 10 tahun pemekaran menjadi kabupaten tapi sampai saat ini belum ada rumah sakit di Manggarai Barat (Mabar)," kata Yosef Sampurna Nggarang, Ketua HIPMMABAR, dalam unjuk rasa yang digelar di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (3/3/2013) siang.

Yosef menyatakan, sebagai mahasiswa asal Mabar, HIPMMABAR prihatin lantaran infrastruktur dan sarana yang menjadi kebutuhan dasar warga belum dianggap penting oleh pemerintah. Dengan tingginya tingkat kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik seharusnya pemerintah memiliki anggaran untuk menyediakan fasilitas rumah sakit kelas standar di kabupaten tersebut.

"Lalu, bagaimana jika ada wisatawan atau warga setempat yang perlu dirawat di rumah sakit? Apa semuanya harus dirujuk ke daerah lain?" tegas Yosef.

HIPMMABAR juga heran dengan level pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata yang hanya mencapai kisaran Rp 200 juta pada 2012. Nilai tersebut terbilang kecil dengan tingkat kunjungan wisatawan ke wilayah Mabar. Karena itu, mereka menuntut transparansi pemerintah daerah dalam pengelolaan Balai Taman Nasional Komodo (BTNK).

"Komodo menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia yang mendatangkan puluhan ribu turis. Dengan pendapatan sekecil itu, kami menduga terjadi korupsi dalam pengelolaan BTNK," kata Yosef.

Anggaran Sail Komodo yang akan digelar pada September mendatang mencapai Rp 3,7 triliun. HIPMMABAR berharap dengan anggaran sebesar itu dan rencana kehadiran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam acara tersebut, pemerintah dapat memberi perhatian lebih pada layanan kesehatan, khususnya sarana rumah sakit.

Sejauh ini, Pemda Mabar dinilai lebih berpihak pada investor yang ingin mengeruk profit dari industri pariwisata. Sementara itu, layanan pada kebutuhan dasar semisal kesehatan belum dipedulikan.

"Pemda Mabar harus berpihak kepada kepentingan masyarakat, tidak melulu pro investor yang ambil keuntungan dari 50.000-an turis yang datang ke sana tiap tahun. Perhatian itu bisa ditunjukkan dengan pembangunan rumah sakit standar dan pelayanan lain, termasuk air bersih," ujar Yosef.


Anda sedang membaca artikel tentang

Punya Aset Wisata Kelas Dunia, Mabar Belum Miliki RS

Dengan url

http://efficacycupofcoffee.blogspot.com/2013/03/punya-aset-wisata-kelas-dunia-mabar.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Punya Aset Wisata Kelas Dunia, Mabar Belum Miliki RS

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Punya Aset Wisata Kelas Dunia, Mabar Belum Miliki RS

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger