Satwa endemik Komodo (Varanus komodoensis) di Pulau Rinca, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Senin (4/6/2012). Pulau Rinca merupakan salah satu habitat reptil purba Komodo. Berdasarkan data pada 2010 di pulau ini sendiri terdapat 1.336 ekor Komodo, sedangkan 1.288 ekor di Pulau Komodo, 86 di Pulau Nusa Kode, dan 83 di Pulau Gili Motang. | KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES
Hal ini disampaikan Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur kepada wartawan di Bandara El Tari Kupang, saat hendak menuju Labuan Bajo untuk mengikuti acara puncak Sail Komodo, Kamis (12/9/2013).
Menurut Sunur, aspek pengelolaan komodo sebagai aset pariwisata NTT adalah dengan menggelar acara-acara penunjang lainnya di kabupaten lain. Dengan begitu, bisa memberi dampak bagi daerah yang bukan memiliki habitat komodo.
Selain itu perlu diperhatikan aspek konektivitasnya agar jangan sampai ada penerbangan dari luar langsung ke Labuan Bajo yang bisa menjadikan komodo sebagai aset pariwisata daerah lain.
"Jangan sampai komodo jadi aset pariwisatanya Bali. Makanya secara regional NTT harus memikirkan hal ini. Secara nasional kita semua dorong komodo tapi secara regional kita harus dorong yang lain, supaya setelah Sail Komodo ini jangan sampai orang Bali yang dapat lebih banyak manfaat," ujarnya.Bupati Sunur mengungkapkan hingga saat menjelang acara puncak Sail Komodo masih ada daerah lain di NTT yang merasa kurang memiliki komodo. Karena itu, perlu ada acara-acara penunjang lainnya sehingga komodo merupakan produk utama dalam mempromosikan tempat pariwisata lain di daerah-daerah seluruh NTT.
"Ada daerah yang merasa kurang memiliki komodo karena tidak merasakan manfaatnya. Misalkan Lembata dapat apa? Lalu what's next setelah Sail Komodo?" katanya.
Karena itu, lanjut Bupati Sunur, dalam waktu dekat akan digelar reli wisata bahari selama empat hari di Lembata. "Reli wisata bahari ini untuk menggiatkan pariwisata Lembata yang akan digelar Oktober mendatang," katanya.
Bupati Sunur memaparkan, Lembata kaya akan potensi pariwisata. "Obyek wisata di Lembata sangat banyak dan bisa menunjang komodo. Ada tradisi perburuan ikan paus, budaya rohani (jalan salib) pada bulan Mei dan Oktober yang bisa dipadukan dengan prosesi Semana Santa di Larantuka. Juga ada sauna alam dan masih banyak lagi," tambah Sunur. (roy)
Sumber : Pos Kupang
Editor : I Made Asdhiana
Anda sedang membaca artikel tentang
Jangan Sampai Komodo Jadi Aset Pariwisata Bali
Dengan url
http://efficacycupofcoffee.blogspot.com/2013/09/jangan-sampai-komodo-jadi-aset.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Jangan Sampai Komodo Jadi Aset Pariwisata Bali
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Jangan Sampai Komodo Jadi Aset Pariwisata Bali
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar